Isnin, 30 Mac 2009

ilmu

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanitaberjalan terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitammenandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam.Kerudungnya menagkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yangbersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu,tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyakhidupnya. Dia melangkah terseret-seret mendekati kediamanrumah Nabi Musa a.s.Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam.Makaterdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu laluberjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderaitatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut. "Sayatakut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!"desak Nabi Musa.Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina. "Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anakitu lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita ituseraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan mukaberang ia mengherdik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar daridalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemanalagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya,betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,"Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya?Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya.Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasaingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?"" Ada !" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran."Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina".Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengansengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya.Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkanseolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur danmemerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat danmenyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai imandi dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatankepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.(Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman ArroisyDalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an,membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksadalam neraka selama satu huqub.Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat perbandingannyaadalah seribu tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanitapezina dan dua hadis Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dantimbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

Tiada ulasan: